Pages

Sabtu, 12 April 2014

Contoh Artikel



Problematika Kurikulum 2013

                Semakin bertambahnya umur negara ini, berbagai upaya telah dilakukan untuk membenahi segala bidang di negara ini, tak terkecuali di bidang pendidikan. Tentu hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga yang lain. Oleh karena itu, di tahun 2013 ini, pemerintah Indonesia menetapkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum ini merupakan terobosan baru sebagai pengganti kurikulum sebelumnya, KTSP.
                Persiapan untuk merubah KTSP ke kurikulum 2013 tentu bukan hanya memakan waktu, tetapi juga memakan financial yang tidak sedikit jumlahnya. Tidak tanggung-tanggung, dana yang dibutuhkan untuk mempersiapkan kurikulum ini mencapai Rp 2,4 triliun. Tidak hanya itu, sosialisasi dan pelatihan guru pun dilaksanakan untuk  menyukseskan kurikulum ini.
                Ada berbagai alasan perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013.  Diantaranya adalah karena KTSP tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa di Indonesia. Selain itu, KTSP juga dianggap memberatkan siswa. Oleh karena itu, di kurikulum 2013 ini, beberapa mata pelajaran dikurangi. Walaupun beberapa pelajaran yang dikurangi tersebut masih bisa  kita temukan dipelajaran lainnya.
                Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menekankan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam bertanya, menyajikan, serta menyimpulkan. Kurikulum ini juga menekankan pembangunan karakter siswa yang positif, sehingga generasi penerus bangsa memiliki jati diri bangsa yang berkualitas. Selain itu, kurikulum ini tidak memberatkan guru untuk banyak menerangkan di depan kelas dan menyiapkan materi.
                Perubahan ini tentu tak lepas dari pro-kontra yang ada. Ada yang beranggapan bahwa kurikulum ini sangat baik dan ada juga yang beranggapan bahwa kurikulum ini perlu disempurnakan kembali. Syamsiah, salah seorang guru bahasa Inggris di SMKN 2 Batam beranggapan bahwa kurikulum ini mungkin dapat berjalan lancar jika semua siswa mau aktif di kelas. Namun, dalam kenyataannya masih banyak siswa yang malas dan tidak mau turut aktif di kelas. Belum adanya buku bos dari pemerintah juga turut menghambat proses belajar mengajar.
                Banyak siswa yang beranggapan bahwa cukup sulit untuk menyesuaikan diri dalam kurikulum ini. Untuk siswa yang terbiasa aktif di kelas, mungkin akan lebih mudah untuk menjalaninya, tetapi untuk siswa yang biasanya pasif di kelas akan merasa kesulitan karena mereka lebih dituntut untuk lebih aktif dalam bertanya maupun menanggapi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru juga tidak terlalu banyak dalam memberikan materi, sehingga mereka harus bisa memahami materi tersebut sendiri. Ada juga yang beranggapan bahwa kurikulum ini masih belum siap untuk dilaksanakan karena belum memiliki kesiapan yang cukup, seperti buku bos yang belum memadai maupun kesiapan dari siswa itu sendiri. Sebaliknya, beberapa siswa yang lain beranggapan bahwa kurikulum ini sangat baik karena dapat melatih siswa untuk lebih aktif di kelas dan menumbuhkan sikap cinta tanah air pada siswa.
               
               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar